Perbandingan Ideologi Komunis, Liberal
dan Pancasila
Definisi Ideologi
Definisi
memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:
“
|
Tanpa definisi, kita tidak akan
pernah bisa sampai pada konsep.
|
”
|
Karena itu
menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme
(baca : logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau
pernyataan) yang kita buat.
Mabda’
atau ideologi secara etimologis adalah mashdar
mimi dari kata bada’ayabdau bad’an wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara
terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas
pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry
al-Mabda’]. Al-Mabda’(ideologi) : pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) dan
patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda’
adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan [lihat catatan tepi kitab
Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36]
IDEOLOGI
KOMUNISME
Komunisme adalah sebuah ideologi.
Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang
ditulis oleh Karl Marx
dan Friedrich Engels, sebuah manifesto
politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari
1848 teori mengenai
komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan
kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang
kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia
politik.
Komunisme
pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme
di awal abad ke-19,
dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi
dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi.
Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme
antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing
mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk
menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
IDE DASAR
Istilah
komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional.
Komunisme atau Marxisme
adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai
komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan
racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula
disebut “Marxisme-Leninisme”.
Dalam
komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat
produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan
sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar
(lihat: The Holy Family [1]),
namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan
partai. Partai membutuhkan peran Politbiro
sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil
jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme
sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis
sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan
akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan
sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus
dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme
memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh
elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi
pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham
komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
Secara
umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme
Dialektika dan Materialisme Historis oleh
karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan
demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa
“agama dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membatasi
rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional
serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Komunis Internasional
Komunis
internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya Revolusi
Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu
komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.
Pada tahun 2005
negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara,
Kuba dan Laos. Komunis
internasional adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marx.
Maoisme
Ideologi
komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang
diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai
filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme.
Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya
adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada
buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh
dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.
Indonesia dan komunisme
Indonesia
pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada
tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut,
bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka
misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan
di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam
yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di
Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan
dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban
jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga
diganjar eks-tapol
oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam
melakukan ikhtiar hidup mereka.
Sejarah Komunisme Di Indonesia
Komunisme
di Indonesia memiliki sejarah yang kelam, kelahirannya di Indonesia tak jauh
dengan hadirnya para orang-orang buangan dari Belanda
ke Indonesia
dan mahasiswa-mahasiswa jebolannya yang beraliran kiri. Mereka di antaranya Sneevliet,
Bregsma, dan Tan Malaka
(yang terahir masuk setelah SI Semarang sudah terbentuk). Alasan kaum pribumi
yang mengikuti aliran tersebut dikarenakan tindakan-tindakannya yang melawan
kaum kapitalis dan pemerintahan, selain itu iming-iming propaganda PKI juga
menarik perhatian mereka. Gerakan Komunis di Indonesia diawali di Surabaya,
yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang
dikenal dengan nama VSTP.
Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa.
saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi pun ikut di dalamnya.
Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen
kemudian menjadi ketua SI Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di Semarang,
atau sering disebut dengan Kota Merah setelah menjadi basis PKI di era
tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam SI (Sarekat Islam)
menjadikan komunis sebagian cabangnya karena hak otonomi yang diciptakan
Pemerintah Hindia Belanda atas organisasi lepas menjadi salah satu ancaman bagi
pemerintah. ISDV menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas
banyaknya pemogokan buruh di Jawa. Konflik dengan SI pusat di Yogyakarta
membuat personel organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin
partai atas usulan Haji Agus Salim disahkan oleh pusat SI. Namun
ISDV yang berganti nama menjadi PKI semakin kuat saja dan di antara pemimpin mereka dibuang
keluar Hindia Belanda. Kehancuran PKI fase awal ini
bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang
memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia Belanda. Tan Malaka
yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba
menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau menggubris usulan itu kecuali
mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan itu terjadi pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan
kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah Hindia Belanda. Para tokoh PKI
menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka mencoba menghentikan pemberontakan
dan memengaruhi cabang PKI untuk melakukannya.
Gerakan
PKI lahir pula pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia yang diawali
oleh kedatangan Muso
secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat itu masih
beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno
dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan
kepercayaannya yang murni komunisme. Disana ia juga mendidik calon-calon
pemimpin PKI seperti D.N. Aidit. Musso dan pendukungnya kemudian
menuju ke Madiun.
Disana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan
komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir
Syarifuddin yang tidak jelas ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya
maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa ini
adalah konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut PKI
menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno
yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana antar
ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru
dalam politik Indonesia. Permusuhan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas
saja, melainkan juga di tingkat bawah dimana tingkat anarkisme
banyak terjadi antara tuan tanah dan para kaum rendahan. Namun Soekarno
menjurus ke kiri dan menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana
terjadi. Ada suatu teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Yakni
PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan
Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang tahun
TNI. Munculah kecurigaan antara satu dengan yang lain. Akhirnya dipercaya
menjadi sebuah insiden yang sering dinamakan Gerakan 30 September.
Ada
kemungkinan Indonesia
menjadi negara komunis andai saja PKI berhasil berkuasa di Indonesia. Namun hal tersebut tidak
menjadi kenyataan setelah terjadinya kudeta dan peng-kambing hitaman komunisme
sebagai dalang terjadinya insiden yang dianggap pemberontakan
pada tahun 1965 yang lebih dikenal dengan Gerakan 30 September. Hal ini juga membawa
kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia dan anggota keluarga yang
dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000
sampai 2 juta jiwa manusia dibunuh di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September. Hal ini merupakan
halaman terhitam sejarah negara Indonesia. Para tertuduh yang tertangkap
kebanyakan tidak diadili dan langsung dihukum. Setelah mereka keluar dari ruang
hukuman mereka, baik di Pulau Buru atau di penjara, mereka tetap
diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.
Semenjak
jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan
haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun
belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.
Komunisme di Indonesia
Era pre-Perang Kemerdekaan RI
Pascaperang Perang Kemerdekaan RI
Setelah
Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia cenderung lebih
condong ke Blok Timur (Blok Komunis). Mengapa seperti itu? Karena Indonesia
lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet,
Kamboja, Vietnam, RRC, maupun Korea Utara. Berikut ini adalah langkah-langkah
politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin: Presiden Soekarno
menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan, yaitu OLDEFO (Old
Established Forces), dan NEFO (New Emerging Forces), Indonesia membentuk Poros
Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat
Indonesia termasuk dalam Negara Blok Timur, Konfrontasi dengan Malaysia yang
berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.
Apakah Komunisme Telah Mati?
Banyak
orang yang mengira komunisme ‘mati’ dengan bubarnya Uni Soviet
di tahun 1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail
Gorbachev. Namun komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak
akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (Uni Soviet dan
negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis sosialis
hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif
memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara
politis dan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan
Solentiname di Nikaragua.
Seperti
yang digambarkan Anthony Giddens, komunisme dan sosialisme
sebenarnya belum mati. Ia akan menjadi hantu yang ingin melenyapkan kapitalisme
selamanya. Saat ini di banyak negara, komunisme berubah menjadi bentuk yang
baru. Baik itu Kiri Baru ataupun komunisme khas seperti di
Kuba dan Vietnam.
Di negara-negara lain, komunisme masih ada di dalam masyarakat, namun
kebanyakan dari mereka membentuk oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.
IDEOLOGI LIBERALISME
Liberalisme
adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan
pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme
tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu
masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat
terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola
hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar berubah.
Suatu ideologi
dapat digolongkan doktriner apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam
ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas,
diindoktrinasikan kepada warga masyarakat, dan pelaksanaannya diawasi secara
ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Biasanya sistem nilai atau
ideologi yang diperkenankan hidup dalam masyarakat seperti ini hanyalah
ideologi yang doktriner tersebut. Akan tetapi, apabila ajaran-ajaran yang
terkandung dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan
terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsip-prinsipnya saja) maka
ideologi tersebut digolongkan sebagai ideologi pragmatis. Dalam hal ini,
ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosialisasikan secara fungsional
melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama
dan sistem politik. Atas dasar itu, pelaksanaannya tidak diawasi oleh aparat
partai atau pemerintah, melainkan dengan pengaturan kelembagaan. Maksudnya,
siapa saja yang tidak menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam ideologi tidak akan hidup secara wajar. Liberalisme merupakan salah satu
contoh ideologi pragmatis. Biasanya tidak satu ideologi saja yang diperkenankan
berkembang dalam masyarakat ini, tetapi ada satu yang dominan.
Liberalisme
sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di kalangan
masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi
atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan
untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik
dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang
dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga
bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak
diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang
patron (bangsawan). Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang
patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh
sang patron. Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara
ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya.
Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh
kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum
bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk
dominasi yang melembaga atas individu. Dalam konteks perkembangan masyarakat
itu muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan
beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala
besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang
banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan
berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang
diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu golongan
ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme
tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh
golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum
pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang
dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang
membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan
semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik),
menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan
kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua
individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini
mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik
itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas
tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi
liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung
pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama
politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan
menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam
pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun
seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang
lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga
demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri
keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut.
Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :
- Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
- Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
- Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
- Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
- Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.
Pemikiran
liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissans
yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang
secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena
liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan
raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika
gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara
umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki
adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha
pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan
yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu.
Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya
kapitalisme.
Dalam
masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal
ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan
Oxford Manifesto dari Liberal International: “Hak-hak dan kondisi ini hanya
dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak
terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang
dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari
kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan
rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat
yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang
memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya.
Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan
bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas
tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau
seseorang untuk mengatakan apa yang harus dilakukan.
Ciri-ciri
ideologi liberalisme
1.
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun..
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun..
Ideologi
Liberalisme Terbentuk
Ajaran
liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The Founding
Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun
Thomas Jefferson
Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun
Thomas Jefferson
Negara
yang menganut Ideologi Liberalisme
Beberapa
Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika Serikat,
Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada,
Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang
ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik
Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.
Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.
IDEOLOGI PANCASILA
Sebagaimana
kita ketahui berbarengan bahwa pancasila dengan resmi yudiris ada didalam
alinea iv pembukaan uud 1945. di samping pengertian resmi menurut hukum atau
resmi yudiris jadi pancasila juga memiliki wujud serta juga memiliki isi dan
makna ( unsur-unsur yang menyusun pancasila tersebut ). Pas 64 th. usia
pancasila, sepatutnya jadi warga negara indonesia kembali menyelami kandungan
nilai-nilai luhur tersebut.
Ketuhanan (Religiusitas)
Ketuhanan (Religiusitas)
·
Nilai religius yaitu nilai yang terkait
dengan keterikatan individu dengan suatu hal yang dianggapnya mempunyai
kemampuan sakral, suci, agung dan mulia. mengerti ketuhanan jadi pandangan hidup
yaitu mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yaitu membangun masyarakat
indonesia yang mempunyai jiwa ataupun motivasi untuk meraih ridlo tuhan didalam
tiap-tiap perbuatan baik yang dikerjakannya. Dari sudut pandang etis keagamaan,
negara berdasar ketuhanan yang maha esa itu yaitu negara yang menjamin
kemerdekaan setiap penduduknya buat memeluk agama dan beribadat menurut agama
dan keyakinan masing-masing. Dari basic ini juga, bahwa satu keharusan untuk
masyarakat warga indonesia jadi masyarakat yang beriman pada tuhan, dan
masyarakat yang beragama, apa pun agama dan kepercayaan mereka.
Kemanusiaan (Moralitas)
·
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu
pembentukan satu kesadaran perihal kedisiplinan, jadi asas kehidupan, karena
tiap-tiap manusia memiliki potensi untuk jadi manusia prima, yakni manusia yang
beradab. Manusia yang maju peradabannya pasti lebih gampang terima kebenaran
dengan tulus, lebih barangkali buat mengikuti tata langkah dan pola kehidupan
masyarakat yang teratur, dan mengetahui hukum universal. Kesadaran inilah
sebagai motivasi membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk meraih
kebahagiaan dengan usaha gigih, dan bisa diimplementasikan didalam wujud sikap
hidup yang serasi penuh toleransi dan damai.
Persatuan (Kebangsaan) indonesia
·
Persatuan yaitu paduan yang terdiri atas
bagian-bagian, kehadiran indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan hanya
untuk bersengketa. Bangsa indonesia ada untuk mewujudkan kasih sayang pada
seluruh suku bangsa dari sabang sampai marauke. Persatuan indonesia, bukan
hanya sesuatu sikap ataupun pandangan dogmatik dan sempit, tetapi kudu jadi
usaha untuk lihat diri sendiri dengan lebih objektif dari dunia luar. Negara
kesatuan republik indonesia terbentuk didalam proses histori perjuangan panjang
dan terdiri dari berbagai macam kelompok suku bangsa, tetapi perbedaan tersebut
tidak untuk dipertentangkan namun justru jadikan persatuan indonesia.
Permusyawaratan dan Perwakilan
·
Jadi makhluk sosial, manusia memerlukan
hidup berdampingan dengan orang lain, didalam interaksi itu umumnya terjadi
kesepakatan, dan saling menghormati satu sama lain atas basic tujuan dan
keperluan berbarengan. Prinsip-prinsip kerakyatan sebagai dambaan utama buat
membangkitkan bangsa indonesia, mengerahkan potensi mereka didalam dunia
moderen, yaitu kerakyatan yang dapat mengendalikan diri, tabah menguasai diri,
walau ada didalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan
pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan yaitu keadaan sosial yang menampilkan rakyat
berpikir didalam step yang lebih tinggi jadi bangsa, dan membebaskan diri dari
belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran spesifik yang sempit.
Keadilan Sosial
·
Nilai keadilan yaitu nilai yang
menjunjung norma menurut ketidak berpihakkan, keseimbangan, dan pemerataan
terhadap satu perihal. Mewujudkan keadilan sosial untuk semua rakyat indonesia
adalah dambaan bernegara dan berbangsa. Itu seluruh berarti mewujudkan kondisi
masyarakat yang bersatu dengan organik, di mana tiap-tiap anggotanya memiliki
peluang yang sama untuk tumbuh dan berkembang dan studi hidup pada kekuatan
aslinya. Semua usaha diarahkan pada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan
peningkatan mutu rakyat, hingga kesejahteraan terwujud dengan merata.
Semoga dengan adanya pengertian dan
makna dari ideologi pancasila
ini bisa berguna dan bermanfaat khusunya bagi anda yang membutuhkan informasi
ini. Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, pancasila mempunyai nilai-nilai
falsafah mendasar dan rasional. pancasila sudah teruji kokoh dan kuat jadi
basic saat mengatur kehidupan bernegara. tak hanya itu, pancasila juga adalah
bentuk dari konsensus nasional lantaran negara bangsa indonesia ini yaitu
sesuatu negara modern yang disepakati oleh pendiri negara republik indonesia
lantas nilai kandungan pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.
thankyou
BalasHapusMateri yang membantu tugas kuliah. Terima kasih.
BalasHapuskunjungi juga kumpulan tugas kuliah :
www.hapeka.blogspot.com